RAMADHAN KAREEM, MEMPERBAIKI DIRI DI BULAN SUCI RAMADHAN 1445H

 “Tidurnya orang puasa adalah ibadah” salah satu hadits yang sering kita dengar. Banyak orang salah pengertian akan hal ini, banyak orang yang lebih memilih malas-malasan saat bulan suci ramadhan. Hal ini juga membuat orang tidak dapat berbuat banyak untuk hal yang positif karena waktu mereka tersita untuk tidur. Padahal, banyak kegiatan yang dapat dilakukan agar Ramadhan menjadi bermakna.Namun menurut jumhur ulama’, hadist tersebut bersifat dhoif atau lemah. Jika kita pelajari lagi hadis tersebut, masih ada lanjutannya yaitu “.... diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni”. 

Momentum Ramadhan dengan ibadah puasanya adalah kesempatan emas bagi orang yang merasa memiliki dosa di hadapan Tuhannya. Karena apabila dosa-dosa itu tidak diampuni, tentulah ia akan membuahkan penyesalan, kesedihan, dan rasa takut kelak di hari pembalasan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Untuk Ramadhan yang lebih berkualitas, selain menjalankan kewajiban puasa, kita juga bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang positif, seperti tadarus al-quran, mengikuti pengajian, dan lain-lain. 

Manaqib merupakan salah satu wujud dari living qur`an dalam masyarakat muslim. Hal tersebut terlihat pada kegiatan rutin pembacaan manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jailani di berbagai daerah, baik di pondok maupun di masyarakat, terutama di Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah Kedinding Surabaya, yang didirikan oleh Kh. Achmad Asrori Al-Ishaqy, yang mana beliau juga mendirikan majelis dzikir Al-Khidmah dengan jamaah yang saat ini mencapai jutaan orang. Sesuai dengan asal katanya ‘manaqib’ yang berarti biografi isi kandungan manaqib meliputi sejarah hidup, akhlak dan karomah-karomah selain itu juga memuat tawasul (berdoa melalui perantara) dan sajak doa(nadham) yang berisi pujian-pujian. 

Majelis dzikir dan maulidurrasul Muhammad SAW merupakan suatu rutinitas atau tradisi yang diadakan di Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah Kedinding Surabaya, Kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan pada bulan Ramadhan saja, tetapi setiap hari Minggu pertama di bulan-bulan hijriyyah (islami), atau biasa dikenal kegiatan “manaqib ahad awal” Majelis ini merupakan suatu kegiatan yang didalamnya membaca manaqib (biografi) Syekh Abdul Qadir Al Jailani RA. Kitab yang dibaca adalah kitab Lujainuddaani uang berisikan karomah-karomah beliau, Syekh Abdul Qadir Al Jailani RA. Dilanjutkan dengan membaca pujian-pujian,annasyidal munajah, maulidurrasul Muhammad SAW., dan ditutup dengan doa. 

Selain majelis dzikir dan maulidurrasul Muhammad SAW., Pengajian kitab-kitab salaf juga bisa dilakukan pada bulan suci Ramadhan. Meski tidak hadir ke majelisnya langsung, kita tetap dapat mengikuti kegiatan dengan virtual, seperti live streaming youtube. Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur merupakan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan. Setiap bulan suci Ramadhan, Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur mengadakan pengajian kitab salaf di Pondok Pesantren Sunan Drajat. Hal ini juga merupakan kegiatan wajib santri dan santriwati disana. Kitab yang diajarkan pada Ramadhan kali ini adalah kitab “Durrotun Nasihin”. Kegiatan ini diadakan setiap hari, selepas sholat tarawih hingga menjelang waktu sahur. Namun pada jam 00.00 akan dilaksanakan istirahat selama kurang lebih 30 menit, dan akan dilanjutkan mengaji hingga pukul 02.30 dini hari.






Penulis : Sadira Zahran (5130023005) 


S1 Pendidikan dokter Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah kampungku, Bedilan-Gresik

Sosialisasi program LPKS